Sejarah Desa Teja
SEJARAH DESA TEJA
Desa Teja merupakan salah satu desa
yang berada di Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Istilah Teja memiliki
arti cahaya atau sinar, hal tersebut berasal dari cahaya akibat pembakaran
hutan yang dilakukan oleh buyut jante. Sejak saat itu wilayah bekas pembakaran
dijadikan tempat tinggal masyarakat. Setelah kejadian tersebut, muncullah
keturunan dari Buyut Jante yang bernama Buyut Jimbu. Buyut Jimbu memiliki sifat
santun, adil dan bijaksana sehingga masyarakat di sekitar kampung Teja pun
menganggap beliau sebagai seorang pemimpin bagi mereka. Akibat kesantunan dan
keramahan yang dimiliki oleh Buyut Jimbu, kemudian beliau diangkat menjadi
seorang Lurah / Kuwu di kampung Teja dan beliaulah yang menjadi Lurah / Kuwu
pertama di kampung Teja dan memerintah selama 30 tahun dari mulai tahun 1780 -
1810 masehi hingga beliau wafat. Sekalipun beliau telah wafat, beliau tetap
menjadi suri tauladan bagi masyarakatnya.
Setelah Buyut Jimbur wafat pemerintahan Desa Teja pun
tidak ada yang memimpin selama sekitar 50 tahun karena warga Teja tidak ada
yang bersedia menjadi seorang pemimpin (lurah/ kuwu) karena takut tidak bisa
memegang amanah orang banyak seperti Buyut Jimbu yang arif dan bijaksana. Menurut
riwayat sejarah pada waktu itu pemerintahan Desa Teja harus dipimpin oleh
keturunan nenek moyangnya yaitu keturunan Desa Indrakila Pajajaran, kemudian
masyarakat Desa Teja pun sepakat untuk mengikuti sejarah tersebut. Setelah
Buyut Jimbu wafat kemudian Buyut Singa menggantikan beliau untuk menjadi Kuwu
Desa Teja dan menjabat selama 28 tahun dari tahun 1862 – 1890 dan sekaligus
menjadi Kuwu Desa Teja yang kedua setelah Buyut Jimbur.
Berikut daftar Kuwu yang pernah menjabat di Desa Teja
setelah Mbah Buyut Singa:
1.
Bapak Suminta, keturunan asli
Desa Teja. Menjabat selama 21 tahun dari tahun 1891- 1912.
2.
Bapak Rastani, menjabat selama
26 tahun, dari tahun 1913-1939.
3.
Bapak Saptani, menjabat selama
6 tahun, dari tahun 1940-1946.
4.
Bapak Wira Laksana, menjabat
selama 8 tahun, dari tahun 1947-1955.
5.
Bapak Satria Wardana, menjabat
selama 2 tahun, dari tahun 1956-1958.
6.
Bapak Wira Laksana, menjabat
selama 12 tahun, dari tahun 1959-1971.
7.
Bapak Sidik, menjabat selama 12
tahun, dari tahun 1972-1984.
8.
Bapak Oma, menjabat selam 4
tahun dari tahun 1985-1989.
9.
Bapak Didin Muhidin, menjabat
selam 10 tahun dari mulai tahun 1990-2000.
10.
Bapak Yadi Setiadi, menjabat
selama 10 tahun, dari tahun 2001 hingga tahun 2011
11. Ibu Wiwi Widiawati, menjabat
selama 5 tahun, dari tahun 2012 hingga tahun 2017
TOPOGRAFI DESA TEJA
Uraian
|
|
1. Luas wilayah desa
|
879.860 Hektar
|
2. Letak astronomis desa
|
6o49’35,9”LU-108o20’54,7”LS
|
3. Topografi
wilayah desa
|
Dataran
tinggi/ pegunungan
|
4. Ketinggian wilayah desa
|
54.2m di atas
permukaan laut (dpl)
|
5. Jenis tanah
|
Vulkanik
|
6. Iklim
|
|
a.
Curah hujan
|
25.003.000
mm/tahun
|
b.
Jumlah bulan hujan
|
9 bulan
|
c.
Suhu rata-rata harian
|
23.5 oC
|
7. Batas wilayah desa:
|
|
a.
Di sebelah utara
|
Desa Kumbung
|
b.
Di sebalah Selatan
|
Cikaracak,
Kec. Argapura
|
c.
Di sebalah Timur
|
Desa Payung
|
d.
Di sebalah Barat
|
Desa Pajajar
|
8. Orbitasi/Jarak Desa ke (km):
|
|
a.
Ibu kota Kecamatan Rajagaluh
|
7 Km
|
KEPENDUDUKAN DESA TEJA
1. Jumlah Penduduk Seluruhnya : 3055
Jiwa
2. jumlah laki-laki
dan perempuan : (L) 1562
(P) 1493
3. Jumlah Kepala Keluarga : 989 KK
4. Jumlah Penduduk dirinci menurut golongan,usia,jenis kelamin
No.
|
Golongan
Umur
|
Jenis
Klamin
|
Jumlah
|
|
L
|
P
|
|||
1.
|
0-12 Bulan
|
31
|
20
|
202
|
2.
|
13 Bln-4
Tahun
|
89
|
79
|
226
|
3.
|
5-6 Tahun
|
126
|
123
|
249
|
4.
|
7-12 Tahun
|
144
|
129
|
273
|
5.
|
13-15 Tahun
|
121
|
135
|
256
|
6.
|
16-18 Tahun
|
135
|
124
|
259
|
7.
|
19-25 Tahun
|
136
|
127
|
263
|
8.
|
26-35 Tahun
|
127
|
122
|
249
|
9.
|
36-45 Tahun
|
132
|
121
|
253
|
10
|
46-50 Tahun
|
124
|
116
|
240
|
11.
|
51-60 Tahun
|
123
|
132
|
255
|
12.
|
61-75 Tahun
|
99
|
76
|
175
|
13.
|
76 Tahun
Keatas
|
68
|
87
|
155
|
Desaku semakin maju seiring perkembangan teknologi dan sumberdaya manusia nya yang modern.
BalasHapus